Nemes Corp

Sumber Foto : Freepik

Tesla menghadapi tantangan besar di China karena layanan FSD mereka belum mendapat izin dari regulator setempat. Pekan lalu, Tesla meluncurkan uji coba gratis terbatas untuk FSD di China. Namun, program ini tiba-tiba dihentikan pada Senin. Melalui akun resminya di Weibo, Tesla menyatakan sedang berupaya mendapatkan persetujuan regulasi agar layanan ini bisa diluncurkan sepenuhnya.

Dominasi BYD di China semakin kokoh. Pada 2024, perusahaan ini menguasai 32% pangsa pasar kendaraan energi baru, termasuk mobil hybrid. Sementara itu, Tesla hanya mengamankan 6,1% pasar meskipun mencatat jumlah pengiriman tertinggi sepanjang sejarahnya di China.

Tesla juga mengalami kesulitan di Eropa. Data Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA) menunjukkan bahwa penjualan Tesla di benua tersebut anjlok selama dua bulan berturut-turut. Pada Februari, penurunannya mencapai sekitar 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

BYD Cetak Pendapatan Fantastis, Kalahkan Tesla

Raksasa kendaraan listrik asal China, BYD, mencetak pendapatan sebesar 777 miliar yuan (sekitar $107 miliar) pada 2024. Dengan pencapaian ini, BYD melampaui Tesla dalam penjualan tahunan di tengah persaingan ketat industri kendaraan ramah lingkungan.

Dalam laporan keuangan yang dirilis Senin lalu, BYD melaporkan peningkatan penjualan 29% dibanding tahun sebelumnya. Total pengiriman mencapai 4,27 juta unit, termasuk mobil listrik murni dan hybrid. Sebagai perbandingan, Tesla mencatat pendapatan $97,7 miliar dengan pengiriman 1,79 juta unit kendaraan listrik murni. Penjualan Tesla turun 1,1% dari tahun sebelumnya.

BYD Kian Agresif Tantang Tesla

CEO BYD, Wang Chuanfu, menyatakan dalam laporan tahunan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan pesat. Kini, BYD menjadi pemimpin industri di berbagai sektor, termasuk baterai, elektronik, dan kendaraan listrik. “BYD berhasil mematahkan dominasi merek asing dan mengubah lanskap industri otomotif global,” ujarnya.

Persaingan BYD dengan Tesla semakin ketat. BYD memperkenalkan sistem pengisian daya ultra-cepat yang mampu menambah jarak tempuh 250 mil hanya dalam lima menit. Teknologi ini lebih unggul dibanding Supercharger Tesla, yang membutuhkan 15 menit untuk mengisi daya hingga 200 mil.

BYD juga meluncurkan sistem bantuan pengemudi canggih yang tersedia gratis untuk hampir semua modelnya. Keputusan ini memberikan tekanan besar bagi Tesla dan produsen EV China lainnya. Sebaliknya, layanan Full Self-Driving (FSD) Tesla di AS dikenakan biaya langganan $99 per bulan atau pembayaran satu kali sebesar $8.000.

Prospek Masa Depan

Meski Tesla masih memiliki pengaruh besar di pasar global, BYD terus memperkuat posisinya. Inovasi teknologi dan strategi harga yang lebih kompetitif membuat BYD semakin unggul. Dengan tantangan yang dihadapi Tesla di China dan Eropa, persaingan di industri kendaraan listrik diperkirakan akan semakin menarik di tahun-tahun mendatang.

Baca artikel seru lainnya di sini!


Sumber : cnn.com