Di tengah pesatnya pertumbuhan social commerce, fitur-fitur baru dari AI marketing, dan persaingan yang makin ketat di platform seperti Tokopedia, Shopee, hingga TikTok Shop, pelaku bisnis UMKM menghadapi dilema klasik: bagaimana meningkatkan penjualan tanpa mengorbankan margin?
Salah satu solusi yang kembali naik daun di 2025—namun kini dengan pendekatan lebih strategis—adalah bundling produk. Tidak sekadar “paket hemat”, strategi bundling kini ditopang data, AI, dan personalisasi, menjadikannya salah satu jurus ampuh dalam digital marketing modern.
Apa Itu Strategi Bundling?
Strategi bundling adalah teknik pemasaran di mana dua atau lebih produk dijual dalam satu paket dengan harga yang lebih menarik dibandingkan jika dibeli terpisah. Di era digital sekarang, bundling tak lagi sekadar diskon—tapi mencakup storytelling, segmentasi audiens, hingga penguatan branding.
Jenis-Jenis Bundling Populer di 2025:
- Pure bundling: Produk hanya tersedia dalam bentuk paket (contoh: paket langganan streaming + e-book).
- Mixed bundling: Produk bisa dibeli satuan atau dalam paket (contoh: skincare set, tapi masing-masing produk juga tersedia).
- Cross-category bundling: Menggabungkan produk dari kategori berbeda tapi saling melengkapi (contoh: kopi + mug eksklusif + voucher workshop barista online).
Kenapa Bundling Efektif di Era Digital Sekarang?
1. Didukung Perilaku Konsumen 2025
Studi dari Statista menunjukkan bahwa konsumen kini cenderung memilih penawaran bernilai tinggi, bukan sekadar harga termurah. Mereka lebih suka produk yang kurasi, bundled, atau sudah dikurasi sesuai kebutuhan mereka.
2. AI Membuat Bundling Lebih Presisi
Dengan tools seperti Shopify Bundles, Canva Smart Marketing, dan integrasi AI dalam CRM seperti HubSpot atau Mailchimp, bisnis dapat:
- Mengelompokkan konsumen berdasarkan perilaku pembelian.
- Memprediksi kombinasi bundling yang paling mungkin menghasilkan konversi.
- Menyesuaikan penawaran bundling sesuai musim, tren, atau event tertentu.
3. Platform Marketplace dan Sosmed Mendukung Format Bundling
- TikTok Shop sudah menyediakan fitur bundling dan upsell otomatis.
- Meta Ads (Facebook & Instagram) kini memiliki advantage+ catalog ads yang dapat menampilkan bundling produk berbasis minat pengguna.
- Shopee & Tokopedia menawarkan fitur product grouping yang bisa dimanfaatkan untuk bundling promo musiman.
Cara Menerapkan Strategi Bundling Secara Efektif
1. Pahami Pola Pembelian Konsumen Anda
Gunakan data dari:
- Google Analytics 4 (GA4)
- TikTok Pixel atau Meta Pixel
- CRM tools seperti Mailchimp atau Klaviyo
Identifikasi produk mana yang sering dibeli bersamaan, lalu kembangkan bundling berbasis data ini.
2. Gunakan Alat Visual untuk Desain Menarik
- Canva untuk membuat gambar promo bundling yang menarik.
- Figma atau Adobe Express jika butuh desain lebih kompleks.
3. Sesuaikan Copywriting dengan Value-Oriented Messaging
Alih-alih hanya menekankan “hemat sekian ribu”, fokus pada:
- Kemudahan (“Tidak perlu repot pilih satu per satu”)
- Manfaat jangka panjang (“Cocok untuk kamu yang ingin mulai gaya hidup sehat”)
- Nilai eksklusif (“Hanya tersedia selama bulan Ramadan”)
4. Optimalkan di Channel yang Tepat
- Website: tampilkan bundling di homepage atau halaman produk populer.
- Email Marketing: kirim penawaran bundling personal.
- Social Media: gunakan Reels atau TikTok untuk menampilkan bundling sebagai solusi gaya hidup.
Contoh Bundling Kreatif di 2025
Green Starter Pack — Bisnis Eco Lifestyle
Produk: Tumbler + Tote Bag + E-book “Gaya Hidup Minim Sampah”
Platform: Instagram Ads & TikTok Shop
Hasil: CTR naik 2x lipat, penjualan naik 37% dalam 10 hari
Paket Coffee & Chill — UMKM Cafe
Produk: Kopi literan + Mug edisi khusus + Playlist Spotify
Platform: Shopee Live, Instagram Story, WhatsApp Broadcast
Hasil: Engagement meningkat drastis, repeat order naik 40%
Penutup: Saatnya Kreasikan Bundling yang Lebih Relevan
Strategi bundling bukan sekadar potongan harga. Di tahun 2025, bundling yang efektif adalah yang memahami kebutuhan konsumen, memanfaatkan teknologi, dan dibungkus dengan storytelling yang kuat.
Mulailah dari bundling kecil berbasis data, uji respons pasar, lalu kembangkan sesuai insight yang didapat.
Ingin tahu strategi konten visual untuk promosikan bundling kamu?
Baca juga artikel ini: Mengapa Bundling Produk Bisa Meningkatkan Penjualan Bisnis Anda