Bank Mandiri terus mengembangkan ekosistem wholesale dan penyaluran kredit berkelanjutan. Ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan yang merata di seluruh Indonesia. Strategi ini mendukung kontribusi bank terhadap ekonomi daerah dan nasional.
Dalam Paparan Kinerja Kuartal I 2025, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan bahwa sinergi dengan mitra dan partisipasi dalam program pemerintah adalah langkah strategis. Tujuannya adalah memperluas akses layanan keuangan untuk masyarakat luas.
Penguatan pembiayaan sesuai dengan potensi wilayah serta digitalisasi layanan dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Transformasi Digital dan Kinerja Transaksi yang Solid
Sebagai BUMN, Bank Mandiri memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui platform digital seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri, bank mempercepat transformasi layanan keuangan. Hingga Maret 2025, Livin’ sudah digunakan oleh 30,7 juta orang. Frekuensi transaksi mencapai 1,1 miliar, naik 30% dibandingkan tahun lalu. Nilai transaksi juga menembus Rp1.070 triliun, tumbuh 16%.
Sementara itu, platform Kopra mencatatkan volume transaksi sebesar 349 juta. Nilai transaksi tumbuh 23% YoY, mencapai Rp6.000 triliun. Secara keseluruhan, nilai transaksi digital Bank Mandiri mencapai Rp7.066 triliun hingga Maret 2025, tumbuh 21,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Bank Mandiri terus mempertahankan efisiensi operasional. Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) tetap terjaga di level 38,2% pada akhir kuartal I 2025.
Selain itu, Livin’ Merchant yang diluncurkan pada Juni 2023, kini memiliki 2,6 juta pengguna terdaftar hingga Maret 2025. Angka ini naik 35% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengguna aktif bulanan juga meningkat tiga kali lipat dibandingkan Maret 2024. Livin’ Merchant mendorong digitalisasi UMKM, termasuk di daerah non-perkotaan.
Darmawan menekankan bahwa digitalisasi adalah pilar penting dalam meningkatkan daya saing bank dan memperluas akses layanan finansial. Digitalisasi ini turut mendongkrak pendapatan non-bunga konsolidasi yang tumbuh 17,3% YoY, menjadi Rp11,24 triliun.
Peningkatan pendapatan tersebut didorong oleh transaksi digital, layanan trade finance, treasury, serta pengelolaan dana. Semua ini memperkuat diversifikasi pendapatan Bank Mandiri.
Laba bersih konsolidasi Bank Mandiri tercatat Rp13,2 triliun hingga Maret 2025, tumbuh 3,9% dari tahun lalu. Return on Equity (ROE) bank only tetap solid di level 20,8%.
Ke depan, strategi Bank Mandiri 2025 akan terus fokus pada ekspansi segmen wholesale dan penguatan ekosistem ritel. Semua itu dilakukan dengan tetap menjaga manajemen risiko yang disiplin. Fokus pada pendanaan murah berbasis transaksi dan pembiayaan sektor unggulan diharapkan dapat mendukung ekspansi yang sehat dan berkelanjutan.
Baca artikel lainnya untuk insight strategi digital dan keuangan terkini di sini.
Sumber : Kompas.com