Nemes Corp

Account Receivable: Pengertian, Risiko, dan Cara Mengelolanya dengan Efektif

Account Receivable: Pengertian, Risiko, dan Cara Mengelolanya dengan Efektif

Bayangkan Anda memiliki bisnis yang sedang berkembang pesat. Pelanggan terus berdatangan, produk laku di pasaran, dan omzet meningkat. Namun, di balik kesuksesan tersebut, ada satu hal yang perlu Anda perhatikan dengan seksama: bagaimana cara memastikan uang dari pelanggan benar-benar masuk ke kas bisnis Anda? Inilah peran penting dari Account Receivable (AR) atau piutang usaha.

Apa Itu Account Receivable?

Singkatnya, Account Receivable adalah tagihan atau piutang yang harus dibayarkan oleh pelanggan kepada perusahaan setelah mereka menerima barang atau jasa. Biasanya, pembayaran ini memiliki jangka waktu tertentu, misalnya 30 hari atau 60 hari setelah transaksi terjadi.

Misalnya, sebuah toko grosir menjual produk ke restoran dengan sistem pembayaran tempo. Artinya, restoran tersebut tidak langsung membayar saat menerima barang, tetapi harus melunasi tagihan dalam periode yang sudah disepakati. Nah, jumlah yang belum dibayar ini disebut sebagai Account Receivable.

Ciri-Ciri Account Receivable

Untuk mengenali piutang usaha dalam laporan keuangan, ada beberapa ciri khas yang bisa Anda perhatikan:

  1. Merupakan Aset Lancar – Karena bersifat jangka pendek, piutang ini biasanya bisa dicairkan dalam waktu kurang dari satu tahun.
  2. Bersumber dari Penjualan Kredit – Tidak semua transaksi menghasilkan piutang, hanya yang berbasis kredit yang masuk dalam kategori ini.
  3. Memiliki Jangka Waktu Pembayaran – Biasanya ada periode pembayaran yang telah disepakati antara perusahaan dan pelanggan.
  4. Berisiko Tidak Tertagih – Tidak semua pelanggan disiplin dalam membayar tepat waktu, sehingga ada kemungkinan piutang tidak tertagih atau mengalami kredit macet.

Manfaat Account Receivable

Meskipun terdengar seperti uang yang masih “menggantung,” Account Receivable memiliki manfaat yang cukup besar bagi bisnis:

  • Meningkatkan Penjualan – Dengan sistem kredit, pelanggan cenderung lebih tertarik untuk bertransaksi.
  • Memperkuat Hubungan dengan Pelanggan – Memberikan fleksibilitas pembayaran bisa meningkatkan loyalitas pelanggan.
  • Membantu Manajemen Arus Kas – Dengan catatan piutang yang baik, perusahaan dapat memperkirakan pemasukan yang akan datang.

Studi Kasus: Tantangan dan Solusi dalam Account Receivable

Mari kita lihat sebuah contoh nyata.

Kasus: Sebuah perusahaan distribusi elektronik, PT Cemerlang Jaya, menjual produk-produk elektronik ke beberapa retailer besar. Mereka memberikan jangka waktu pembayaran 45 hari. Awalnya, strategi ini berhasil meningkatkan volume penjualan. Namun, setelah beberapa bulan, mereka mulai menghadapi masalah piutang yang menumpuk akibat retailer yang terlambat membayar. Akibatnya, arus kas perusahaan menjadi tersendat, padahal mereka perlu modal untuk restock barang.

Solusi: PT Cemerlang Jaya kemudian menerapkan beberapa strategi:

  1. Menetapkan Kebijakan Kredit yang Lebih Ketat – Mereka mulai menyaring pelanggan yang layak mendapatkan fasilitas kredit.
  2. Memberikan Diskon untuk Pembayaran Cepat – Jika pelanggan membayar dalam 15 hari, mereka mendapat diskon 2%.
  3. Menggunakan Software Akuntansi – Dengan sistem otomatis, mereka bisa mengirimkan pengingat jatuh tempo secara rutin kepada pelanggan.

Hasilnya? Dalam 6 bulan, PT Cemerlang Jaya berhasil mengurangi jumlah piutang macet hingga 40% dan arus kas kembali lancar.

Kesimpulan

Account Receivable adalah bagian penting dalam manajemen keuangan bisnis yang harus dikelola dengan baik. Jika tidak dikontrol, bisa berdampak buruk pada cash flow. Namun, dengan strategi yang tepat, piutang usaha justru bisa menjadi alat untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.

Jadi, apakah bisnis Anda sudah mengelola Account Receivable dengan efektif?