Jerman mengalami perubahan signifikan dalam hubungan dagangnya. Untuk pertama kalinya sejak 2015, Amerika Serikat menjadi mitra dagang terbesar Jerman, menggeser China dari posisi teratas. Hal ini terjadi akibat penurunan ekspor Jerman ke China serta berbagai tantangan ekonomi lainnya.
Perdagangan Jerman dengan AS Menguat
Berdasarkan data Kantor Statistik Federal Jerman, total perdagangan antara Jerman dan AS meningkat tipis 0,1% pada 2023, mencapai 252,8 miliar euro ($264,3 miliar). Sebaliknya, perdagangan dengan China turun 3,1% menjadi 246,3 miliar euro. Belanda menempati posisi ketiga dengan 205,7 miliar euro, turun 4,2%.
Ekonomi Jerman Stagnan
Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Jerman mandek. Sebelumnya, Jerman mendominasi ekspor global dengan produk seperti mesin industri dan mobil mewah. Namun, persaingan ketat dari China serta faktor lain menyebabkan ekonomi Jerman menyusut dalam dua tahun terakhir.
Tantangan bagi Pemerintahan Baru
Pemerintah baru Jerman harus segera mengambil langkah strategis untuk memulihkan ekonomi. Selain itu, kebijakan perdagangan dengan pemerintahan baru AS juga menjadi faktor penting yang harus diperhitungkan.
Surplus Perdagangan dengan AS Meningkat
Surplus perdagangan Jerman dengan AS naik menjadi 70 miliar euro pada 2023 dari 63,3 miliar euro tahun sebelumnya. Ekspor ke AS tumbuh 2,2% menjadi 161,4 miliar euro, sementara impor dari AS turun 3,4% menjadi 91,4 miliar euro. AS telah menjadi tujuan ekspor utama Jerman sejak 2015.
Defisit Perdagangan dengan China Bertambah
Sebaliknya, defisit perdagangan Jerman dengan China semakin melebar. Impor dari China turun tipis 0,3% menjadi 156,3 miliar euro, tetapi ekspor Jerman ke China anjlok 7,6% menjadi hanya 90 miliar euro.
Penurunan Ekspor dan Impor Jerman
Total ekspor Jerman pada 2023 mencapai 1,56 triliun euro, turun 1,2% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, impor menurun lebih tajam, yaitu 3%, menjadi 1,32 triliun euro.
Kesimpulan
Perubahan dalam pola perdagangan ini menunjukkan tantangan besar bagi ekonomi Jerman. Dengan meningkatnya persaingan global dan menurunnya permintaan dari China, Jerman perlu melakukan reformasi dan strategi baru untuk mempertahankan posisinya sebagai kekuatan ekonomi utama dunia.