Banyak pelaku UMKM di Indonesia masih mencampurkan keuangan bisnis dan pribadi dalam satu rekening. Hal ini dinilai dapat berdampak negatif terhadap kelangsungan usaha. Digital Lending Go To Market Specialist Bank Jago, Triyanto Hidayat, menegaskan bahwa tanpa pemisahan rekening, pelaku UMKM akan mengalami kesulitan dalam mencatat keuangan, terutama saat bisnis berkembang dengan omzet dan transaksi yang meningkat.
“Keuangan pribadi dan bisnis yang digabung dalam satu rekening akan menyulitkan pengambilan keputusan bisnis. Selain itu, pelaku UMKM juga akan kesulitan menyiapkan dana darurat,” ujar Triyanto dalam acara Upgrade Skill bersama Tokopedia dan TikTok: Selalu Untung Lewat Digital yang digelar di Semarang, Rabu (8/5/2024).
Ia menyarankan agar pelaku UMKM memiliki dana darurat sebesar enam kali pengeluaran bisnis bulanan. Sebagai contoh, jika pengeluaran bisnis per bulan mencapai Rp20 juta, maka dana darurat yang disiapkan sebaiknya Rp120 juta.
Triyanto menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi perbankan digital untuk memudahkan pengelolaan keuangan bisnis dan pribadi. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah fitur Kantong dari Bank Jago, yang memungkinkan pengguna untuk mengatur hingga 60 kantong dalam satu akun guna memisahkan berbagai kebutuhan finansial, termasuk dana darurat.
Selain itu, perbankan digital juga menawarkan kemudahan lain, seperti layanan transaksi tanpa perlu datang ke kantor cabang. “Mulai dari mengambil kartu debit hingga mengganti kartu, semuanya bisa dilakukan langsung dari aplikasi. Cukup masukkan alamat, dan kartu akan dikirim dalam dua hingga tiga hari,” jelasnya.
Dengan adanya teknologi digital ini, pelaku UMKM diharapkan lebih mudah dalam mengelola keuangan secara terstruktur, sehingga usaha dapat berjalan lebih lancar dan keputusan bisnis bisa diambil dengan lebih tepat.