Dari Skeptis Menjadi Pengguna Setia
“If you can’t beat them, join them.” Ungkapan ini kini menjadi prinsip bagi investor ritel di Tiongkok. Mereka mulai memanfaatkan DeepSeek dan teknologi kecerdasan buatan (AI) lainnya untuk bersaing di pasar saham. Pergeseran ini sangat kontras dengan kebijakan keras pemerintah tahun lalu terhadap perdagangan kuantitatif berbasis komputer.
Kelas pelatihan online berkembang pesat, sementara ruang belajar dipenuhi investor ritel yang ingin memahami cara mengalahkan pasar dengan model komputer. Popularitas DeepSeek—yang didukung oleh dana kuantitatif—tidak hanya mengubah arah pasar, tetapi juga persepsi terhadap industri hedge fund Tiongkok yang bernilai $700 miliar.
Adaptasi Cepat di Dunia Keuangan
Adopsi DeepSeek dalam pasar saham Tiongkok memaksa perusahaan sekuritas dan manajer kekayaan untuk beradaptasi. Namun, tren ini juga menciptakan risiko baru, mengingat pasar sangat bergantung pada arus kas dari pedagang kecil.
“Era digital adalah masa depan, dan AI akan menjadi faktor penting,” ujar Hong Yangjun dalam kelas pelatihan di Shanghai. Para pengajar dalam sesi tersebut membandingkan pasar saham dengan medan perang yang dikuasai komputer, seperti halnya peperangan modern yang mengandalkan drone dan robot.
Kontras dengan tahun lalu, AI kini dipandang sebagai alat bantu, bukan ancaman. Sebelumnya, dana kuantitatif berbasis algoritma dicap sebagai “penghisap darah” oleh investor ritel. Mereka bahkan disalahkan atas peningkatan volatilitas dan ketidakadilan pasar. Pada puncaknya, sektor ini bernilai sekitar $260 miliar sebelum menghadapi tekanan regulasi.
Tren Baru: Belajar AI untuk Investasi
Bulan lalu, ratusan investor membayar 15.800 yuan ($2.179,91) untuk mengikuti seminar yang dipandu Mao Yuchun, pendiri Alpha Squared Capital. Acara ini menarik perhatian karena kedekatan geografis Alpha Squared dengan High-Flyer, hedge fund yang mendukung DeepSeek.
High-Flyer, berbasis di Hangzhou, mengejutkan dunia dengan model bahasa AI yang hemat biaya. Keberhasilannya bahkan memicu lonjakan saham di Tiongkok. Kini, berbagai kursus online mengajarkan cara menggunakan DeepSeek untuk menganalisis perusahaan, memilih saham, dan menulis kode strategi perdagangan.
“AI membantu menghemat banyak waktu dalam pemilihan saham,” kata Wen Hao, seorang trader dari Hangzhou. “Selain itu, DeepSeek bisa digunakan untuk menulis kode perdagangan otomatis,” tambahnya.
Sementara itu, perusahaan investasi global seperti BlackRock, Renaissance Technologies, dan Two Sigma telah lama menggunakan AI dalam strategi investasi mereka. Kini, dengan hadirnya DeepSeek sebagai model open-source, manajer aset kecil dan investor ritel di Tiongkok juga bisa memanfaatkan teknologi ini.
DeepSeek dan Masa Depan Investasi
Perubahan sentimen terhadap perdagangan berbasis AI bertepatan dengan awal tahun yang cerah bagi pasar saham Tiongkok. Goldman Sachs mencatat bahwa indeks MSCI China mengalami awal tahun terbaik dalam sejarahnya. Perusahaan sekuritas pun berlomba-lomba mengintegrasikan AI ke dalam platform mereka.
“Di masa depan, investor Tiongkok akan sepenuhnya mengubah cara mereka mengambil keputusan investasi dan menempatkan pesanan,” ujar Zhou Lefeng, Presiden Xiangcai Securities. “Dulu klien bertanya kepada manajer investasi, kini mereka bertanya pada DeepSeek.”
Larry Cao, analis utama di FinAI Research, menilai bahwa popularitas DeepSeek didorong oleh efisiensi biaya dan dukungan pemerintah. Namun, ia mengingatkan bahwa AI tetap memiliki keterbatasan.
“Orang-orang tampaknya lebih percaya pada AI dibandingkan penasihat keuangan manusia. Itu mungkin kepercayaan yang berlebihan, setidaknya untuk saat ini,” kata Cao. Ia juga memperingatkan potensi efek kawanan jika terlalu banyak investor menggunakan sinyal perdagangan yang sama.
“Model bahasa besar memang mengesankan, tetapi saat ini belum tentu lebih pintar daripada kebanyakan investor,” tambahnya.
Namun, yang pasti, menurut Feng Ji, CEO Baiont Quant, DeepSeek telah mengubah cara pandang publik terhadap manajer dana kuantitatif. “Saya bisa merasakan perubahan cara orang menilai peran kami dalam industri ini,” ujarnya. “Kami tidak menyebabkan kerugian bagi investor ritel. Sebaliknya, kami menyediakan likuiditas dan membuat pasar lebih efisien.”
Dengan semakin berkembangnya AI dalam dunia investasi, pertanyaannya kini bukan lagi apakah AI akan mengubah cara investor bertransaksi, tetapi sejauh mana perubahan itu akan berlangsung.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : www.reuters.com