Nemes Corp

Harga Ayam Hidup Merosot, Peternak Harap Perbaikan Mei 2025

Harga Ayam Hidup Merosot, Peternak Harap Perbaikan Mei 2025

harga ayam hidup
Sumber Foto : Freepik

Penurunan harga ayam hidup di pasaran membuat banyak peternak mengalami kerugian. Harga jual dari kandang sudah jatuh jauh di bawah biaya produksi. Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Sugeng Wahyudi, mengungkapkan bahwa harga ayam hidup memang mulai sedikit naik dalam beberapa hari terakhir. Namun, kenaikannya belum cukup untuk menutupi ongkos produksi.

“Harga saat ini terendah Rp 14 ribu per kilogram, sedangkan biaya produksi mencapai Rp 17 ribu per kilogram,” kata Sugeng, Jumat (25/4/2025).

Penyebab Kelebihan Pasokan dan Upaya Perbaikan Harga

Sugeng menjelaskan, anjloknya harga ayam hidup disebabkan oleh kelebihan pasokan ayam di pasar sebesar 13–15 persen, sementara permintaan menurun. Fenomena ini rutin terjadi setiap tahun, namun ia menilai perlu ada evaluasi kebijakan agar kerugian peternak tidak terus berulang. Salah satu solusi yang diusulkan adalah mendorong pedagang besar untuk hanya menjual ayam dalam bentuk olahan. Dengan demikian, pasar tradisional bisa tetap menjadi ruang bagi peternak kecil.

Saat ini, pemerintah melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) sudah memulai program penyerapan ayam hidup oleh pabrik besar. Sugeng memperkirakan harga ayam hidup di kandang akan mencapai Rp 17–18 ribu per kilogram mulai 28 April 2025. Diharapkan kenaikan ini juga akan mendorong harga daging ayam di pasaran.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU), Achmad Dawami, memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak akan menyebabkan kekurangan stok ayam. Menurutnya, distribusi massal program MBG baru berlangsung satu hingga dua tahun ke depan, sehingga kebutuhan ayam saat ini masih tergolong kecil. Dawami juga menegaskan bahwa ayam potong untuk MBG akan memenuhi standar higienitas, dan hampir semua peternak dilibatkan dalam program tersebut.

Tambahan anggaran sebesar Rp 75–100 triliun telah disiapkan untuk mendukung MBG, melayani 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir 2025. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa anggaran ini mencakup biaya operasional, bahan baku, hingga pelatihan. Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui tambahan anggaran tersebut, tetapi pencairan tetap menunggu kesiapan infrastruktur dan persetujuan DPR.


Baca artikel menarik lainnya di sini: Blog Nemescorp

Sumber : liputan6.com