Nemes Corp

IBM dan Strategi AI Kecil yang Mengguncang Industri: Mungkinkah Jadi Pemain Dominan Lagi?

IBM dan Strategi AI Kecil yang Mengguncang Industri: Mungkinkah Jadi Pemain Dominan Lagi?

IBM telah lama menjadi pelopor dalam dunia kecerdasan buatan (AI). Perusahaan yang dulu merancang beberapa komputer pribadi pertama di dunia ini mencetak sejarah dengan menciptakan AI yang mengalahkan juara catur dunia pada 1997 dan AI yang memenangkan kuis Jeopardy pada 2011. Namun, di tahun 2025, peta persaingan AI telah berubah drastis.

Jika selama ini perhatian publik tertuju pada raksasa teknologi seperti Google dan OpenAI yang mengembangkan model AI raksasa bernilai miliaran dolar, IBM justru mengambil jalur berbeda. Perusahaan ini memilih untuk fokus pada pengembangan AI yang lebih kecil, lebih andal, dan dirancang khusus untuk kebutuhan spesifik kliennya.

Tantangan dan Peluang di Era AI Terbuka

Pendekatan IBM ini mencerminkan perdebatan besar di dunia teknologi dan keuangan: apakah keuntungan dari AI akan tetap terpusat pada segelintir perusahaan raksasa yang berinvestasi besar dalam model AI canggih, atau justru akan tersebar ke ribuan bisnis yang memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas mereka?

Baru-baru ini, strategi IBM semakin mendapatkan momentum. Pada akhir Januari, laboratorium China, DeepSeek, merilis model AI open-source yang sangat efisien. Banyak analis Wall Street menilai bahwa raksasa teknologi AS mungkin kesulitan mendapatkan kembali investasi besarnya karena teknologi serupa kini tersedia dengan harga lebih terjangkau.

Di saat yang sama, IBM melaporkan peningkatan 10% dalam penjualan perangkat lunak AI khusus mereka, melampaui ekspektasi analis. Saham IBM langsung melonjak 12%, mencapai rekor tertinggi dengan valuasi mencapai $240 miliar.

CEO IBM, Arvind Krishna, melihat perkembangan ini sebagai bukti keberhasilan strategi perusahaannya. “Model AI yang lebih kecil, dengan biaya pelatihan yang jauh lebih rendah, bisa sukses,” ujarnya dalam wawancara dengan TIME. Menurutnya, hal ini bisa menekan keuntungan raksasa teknologi yang selama ini mendominasi.

Taruhan IBM di Quantum Computing

Namun, AI bukan satu-satunya fokus IBM. Perusahaan ini juga memiliki bisnis cloud computing, mengembangkan berbagai perangkat lunak, serta menjalankan layanan konsultasi untuk membantu klien mengintegrasikan teknologi mereka. Lebih dari itu, IBM juga menjadi pemain utama dalam penelitian komputer kuantum—teknologi yang berpotensi merevolusi dunia dengan kemampuan komputasi miliaran kali lebih cepat dibandingkan komputer saat ini.

Krishna optimistis bahwa dalam beberapa tahun ke depan, penelitian ini akan membuahkan hasil besar. Ia memperkirakan bahwa sebelum 2030, akan ada terobosan signifikan dalam komputasi kuantum.

Jika prediksi ini menjadi kenyataan, IBM berpeluang mengembalikan kejayaannya sebagai pemimpin industri teknologi, seperti saat mereka mendominasi era komputer mainframe dan PC. “Jika semua berjalan sesuai rencana, kami bisa menjadi jawaban utama di dunia komputasi kuantum, sebagaimana dulu kami memimpin dalam inovasi mainframe dan PC,” pungkas Krishna.