Indonesia berpeluang meraih tambahan devisa hingga 4,2 miliar hingga 6 miliar dolar AS per tahun dari Indonesia berpotensi memperoleh tambahan devisa hingga 6 miliar dolar AS per tahun dari ekspor listrik energi terbarukan ke Singapura. Penerimaan Pajak Penghasilan juga diperkirakan mencapai 210 juta hingga 600 juta dolar AS setiap tahun. Hal ini diungkapkan oleh Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) dalam laporan terbarunya.
Menurut Analis Keuangan Energi IEEFA, Mutya Yustika, ekspor listrik ke Singapura dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Pemasukan tambahan ini memungkinkan Indonesia mendanai lebih banyak proyek energi terbarukan tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Strategi Optimalisasi Keuntungan dari Ekspor Listrik
Agar manfaat ekonomi dari ekspor listrik ini maksimal, pemerintah disarankan menetapkan kuota dan tarif listrik yang kompetitif. Kapasitas ekspor sekitar 3,4 gigawatt (GW) diperkirakan memiliki tarif antara 14 hingga 20 sen dolar AS per kilowatt hour (kWh). Selain itu, skema royalti per kWh ekspor dapat menjadi sumber pemasukan tambahan bagi negara.
Pembangunan pembangkit listrik guna memenuhi ekspor ini akan mendorong industri manufaktur energi terbarukan dalam negeri. Saat ini, kapasitas energi terbarukan di Indonesia masih rendah, hanya ratusan megawatt (MW). Padahal, industri manufaktur membutuhkan skala produksi besar agar tetap kompetitif.
Untuk mencapai target ekspor 2 GW, Indonesia perlu pasokan panel surya hingga 11 gigawatt peak (GWp) dan baterai penyimpanan (BESS) sebesar 21 gigawatt hour (GWh). Permintaan ini menjadi dorongan utama bagi industri manufaktur energi terbarukan.
Selain itu, ekspor listrik ke Singapura juga berpotensi menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru. Misalnya, proyek PLTS Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp) menyerap 1.400 tenaga kerja selama konstruksi dan operasional. Dengan kapasitas panel surya 11 GWp, kebutuhan tenaga kerja diperkirakan mencapai 80 ribu orang, belum termasuk pekerja sektor manufaktur.
Langkah Strategis untuk Keberhasilan Ekspor Listrik Hijau
Agar ekspor listrik ini berjalan optimal, beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain:
- Menetapkan Kuota dan Kapasitas: Pemerintah harus menentukan kapasitas listrik energi terbarukan yang dapat diekspor sambil memastikan pasokan listrik domestik tetap terpenuhi.
- Menyesuaikan Tarif Listrik: Tarif ekspor harus mencerminkan harga pasar dan memperhitungkan biaya transmisi yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan domestik.
- Kesepakatan Kredit Karbon: Indonesia dan Singapura harus menyusun perjanjian yang adil terkait pembagian manfaat kredit karbon. Meskipun Singapura sebagai pembeli, Indonesia tetap memiliki hak karena pembangkit listrik hijau berada di wilayahnya.
Dengan strategi yang tepat, ekspor listrik energi terbarukan dapat menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas energi hijau hingga lebih dari 10 GW. Hal ini tidak hanya memperkuat portofolio energi nasional tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : www.antaranews.com