Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Indonesia pada Maret 2025 mencapai 1,65 persen secara bulanan (month-to-month). Angka ini menunjukkan kenaikan tekanan harga dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,48 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menjelaskan bahwa kenaikan ini turut dipengaruhi oleh lonjakan Indeks Harga Konsumen (IHK), yang naik dari 105,48 pada Februari menjadi 107,22 pada Maret 2025.
Tidak hanya lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, inflasi Maret 2025 juga lebih besar dari periode yang sama tahun lalu, yakni Maret 2024, yang hanya mencatat inflasi sebesar 0,52 persen. Secara tahunan (year-on-year), inflasi tercatat sebesar 1,03 persen, sementara secara tahun kalender mencapai 0,39 persen.
Sebaran Inflasi di 38 Provinsi, Gorontalo Tertinggi
Seluruh 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi pada Maret 2025. BPS membagi wilayah ke dalam enam kelompok besar, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali–Nusa Tenggara, Sulawesi, serta Maluku–Papua.
Pulau Sulawesi mencatat tingkat inflasi paling tinggi dibanding wilayah lainnya. Provinsi Gorontalo menempati posisi pertama secara nasional dengan inflasi sebesar 2,88 persen. Sementara itu, provinsi lain di Sulawesi mengalami inflasi di kisaran 2,16 hingga 2,88 persen.
Berikut rincian inflasi di beberapa wilayah lainnya:
Maluku-Papua: 0,08 persen (Papua Pegunungan – terendah nasional) hingga 2,65 persen (Maluku Utara)
Kalimantan: 1,23 persen (Kalimantan Barat) hingga 2,16 persen (Kalimantan Utara)
Bali-Nusa Tenggara: 1,24 persen (NTT) hingga 2,04 persen (NTB)
Jawa: 1,25 persen (DI Yogyakarta) hingga 2,02 persen (Banten)
Sumatera: 0,38 persen (Kepulauan Riau) hingga 1,96 persen (Lampung)
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : liputan6.com