Nemes Corp

Integrasi AI dalam Bisnis: Mengapa Pengelolaan Tenaga Kerja Harus Beradaptasi?

Integrasi AI dalam Bisnis: Mengapa Pengelolaan Tenaga Kerja Harus Beradaptasi?

Sumber Foto : Freepik

Di era digital seperti sekarang, adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) sudah bukan lagi sekadar tren, tapi kebutuhan bagi dunia bisnis. AI, terutama AI generatif, telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek operasional, termasuk dalam cara perusahaan mengelola tenaga kerja. Mulai dari posisi entry level hingga eksekutif tingkat tinggi (C-level), dampaknya terasa luas.

AI generatif menggabungkan kreativitas manusia dengan efisiensi mesin, memungkinkan tugas-tugas rutin menjadi lebih mudah dan efisien. Misalnya, tenaga pemasaran kini dapat menghasilkan konten lebih cepat, sementara developer mendapatkan bantuan dalam coding. Hal ini memberi ruang bagi para profesional untuk lebih fokus pada inovasi dan strategi bisnis.

Namun, kesiapan setiap organisasi dalam mengadopsi teknologi ini masih beragam. Menurut World Economic Forum 2023, sekitar 44% tenaga kerja perlu mendapatkan pelatihan ulang karena AI dan otomasi akan terus mengubah industri. Sayangnya, masih ada kesenjangan persepsi di kalangan eksekutif—studi dari IBM Institute Business Value (IBV) menunjukkan bahwa 74% CEO yakin tim mereka memiliki keterampilan AI generatif yang baik, tetapi hanya 29% eksekutif C-level yang sependapat. Ini bisa menjadi hambatan dalam menerapkan strategi AI secara efektif di perusahaan.

AI generatif juga akan mengubah banyak peran dalam dunia kerja. Diperkirakan 77% posisi entry level akan mengalami perkembangan signifikan hingga 2025, sementara lebih dari 25% posisi eksekutif senior juga akan terdampak. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyiapkan strategi pelatihan berkelanjutan bagi karyawannya, mulai dari workshop hingga kursus online. IBM SkillBuild, misalnya, menawarkan pelatihan gratis seputar AI, termasuk dasar-dasar pemrosesan bahasa alami (NLP), machine learning, etika AI, hingga penggunaan IBM Watson Studio.

Selain meningkatkan keterampilan karyawan, menyelaraskan visi di level manajemen juga menjadi faktor kunci dalam integrasi AI yang sukses. Perusahaan harus memastikan bahwa para eksekutif memahami dan berkomitmen terhadap penerapan AI yang etis dan bertanggung jawab. Dengan strategi yang selaras di semua tingkatan, organisasi bisa menjadi lebih tangguh dan adaptif dalam memaksimalkan potensi AI.

Teknologi AI bukan ancaman, melainkan peluang bagi bisnis untuk berkembang lebih pesat. Kuncinya adalah kesiapan, komitmen, dan strategi yang matang dalam mengelola perubahan ini.