Nemes Corp

Kartu Kredit Medis Bisa Menjadi Beban Tak Terduga bagi Pasien

Kartu Kredit Medis Bisa Menjadi Beban Tak Terduga bagi Pasien

Pada Desember 2018, David Zhao, seorang pengacara konsumen asal Los Angeles, mengalami kejadian tak terduga di sebuah klinik gigi di California. Saat itu, Zhao menjalani pemeriksaan rutin di Western Dental, San Mateo, dan diberitahu oleh dokter bahwa gusi Zhao menipis. Solusinya adalah menggunakan pelindung gigi khusus atau melakukan operasi.

Zhao pun bertanya apakah asuransi menanggung biaya pelindung gigi tersebut. Staf klinik menjelaskan bahwa sebagian besar biaya tidak tercover oleh asuransi. Mereka menawarkan rencana pembayaran melalui kartu kredit medis yang biasa digunakan oleh pasien lain. Karena dalam keadaan tertekan dan dengan tray fluoride di mulutnya, Zhao setuju menandatangani dokumen tanpa memeriksa dengan teliti.

Namun, beberapa minggu kemudian, Zhao terkejut saat menerima tagihan sebesar $1.200 dari Synchrony Bank, yang mengelola CareCredit—kartu kredit medis terbesar di AS. Di dalam tagihan itu, ada biaya $425 untuk cetakan gigi dan $290 untuk isi tas hadiah yang diberikan setelah kunjungan, termasuk sikat gigi elektrik yang tidak diminta Zhao. Yang lebih mengejutkan, Zhao ternyata telah mendaftar untuk kartu kredit dengan bunga tertunda, bukan rencana pembayaran tanpa bunga yang dijanjikan. Akibatnya, Zhao terpaksa menggunakan sebagian tabungannya untuk membayar saldo agar tidak dikenakan bunga 26,99%.

Kartu Kredit Medis yang Membebani Pasien

Pengalaman Zhao adalah contoh dari banyak kasus serupa di AS, di mana kartu kredit medis, seperti CareCredit, semakin banyak digunakan akibat tingginya biaya perawatan kesehatan dan gigi. Pada 2024, CareCredit memiliki lebih dari 12 juta pemegang kartu dan lebih dari 270.000 penyedia layanan medis yang berpartisipasi, meningkat pesat dibandingkan dengan 4,4 juta pemegang kartu dan 177.000 penyedia pada 2014.

Meskipun kartu kredit medis menawarkan kenyamanan bagi pasien dan penyedia layanan medis—karena penyedia dibayar langsung dan pasien bisa mendapatkan pembiayaan untuk prosedur yang mungkin tidak terjangkau—produk ini sering kali datang dengan syarat yang membingungkan dan biaya tersembunyi. Salah satu masalah utama adalah bunga tertunda yang dikenakan jika saldo tidak dilunasi dalam periode promosi, yang bisa mencapai lebih dari 30%.

Risiko yang Tidak Terlihat dan Kurangnya Pemahaman Pasien

Menurut laporan dari Consumer Financial Protection Bureau, penggunaan kartu kredit medis dapat menambah beban finansial pasien. Pasien yang tidak bisa melunasi tagihan dalam periode promosi sering kali dikenakan bunga yang sangat tinggi. Ini lebih sering terjadi pada konsumen dengan skor kredit rendah yang akhirnya terjebak dalam utang besar.

Banyak pasien juga merasa tertekan dan tidak diberikan penjelasan yang cukup tentang produk ini. Seperti yang dialami oleh Sonia Romero, seorang pekerja rumah sakit dari Los Angeles, yang tanpa sadar didaftarkan untuk kartu kredit medis dan menerima tagihan untuk prosedur yang tidak pernah dilakukannya.

Kesimpulan: Pentingnya Transparansi dalam Pembiayaan Medis

Kartu kredit medis, seperti CareCredit, memang semakin populer, tetapi pasien perlu memahami dengan jelas syarat dan ketentuannya sebelum menandatangani apapun. Beberapa negara bagian seperti California dan Illinois sudah mulai mengatur penggunaan produk ini, bahkan melarang klinik medis untuk mengajukan aplikasi kartu kredit atas nama pasien tanpa persetujuan mereka.

Pasien harus selalu membaca dengan teliti setiap dokumen yang mereka tandatangani dan mempertimbangkan alternatif pembiayaan lainnya. Penyedia layanan medis juga harus lebih transparan dalam menjelaskan produk keuangan yang mereka tawarkan agar pasien tidak terbebani dengan biaya tak terduga di masa depan.