Nemes Corp

Kontroversi “Armored Tesla” di Pemerintahan AS: Potensi Konflik Kepentingan Elon Musk

Kontroversi “Armored Tesla” di Pemerintahan AS: Potensi Konflik Kepentingan Elon Musk

Perubahan Dokumen Pengadaan dan Hilangnya Nama Tesla

Departemen Luar Negeri AS awalnya berencana membeli kendaraan “Armored Tesla” senilai $400 juta pada akhir tahun ini, seperti yang tercantum dalam proyeksi pengadaan 2025 yang diterbitkan pada Desember lalu. Namun, setelah muncul laporan mengenai potensi konflik kepentingan karena peran penting CEO Tesla, Elon Musk, dalam pemerintahan Trump, dokumen tersebut diperbarui pada Rabu lalu.

Nama Tesla dihapus dari daftar dan digantikan dengan istilah lebih umum, yakni “Armored Electric Vehicles.” Meskipun demikian, kedua versi dokumen pengadaan 2025 masih dapat diakses di berbagai halaman situs Departemen Luar Negeri.

Menariknya, dalam versi lama, rencana pengadaan kendaraan lapis baja ini dikategorikan di bawah NAICS Code 311999—kode industri untuk manufaktur makanan. Sedangkan dalam versi terbaru yang diperbarui pada 12 Februari pukul 9:12 malam, pengadaan ini tercantum di bawah NAICS Code 561613, yang lebih sesuai dengan layanan kendaraan lapis baja.

Proses Pengadaan dan Status Kontrak Tesla

Situs web Departemen Luar Negeri menyebutkan bahwa proyeksi pengadaan tahunan diterbitkan sebagai bagian dari Business Opportunity Development Reform Act of 1988, yang bertujuan memberi peluang bagi usaha kecil, termasuk bisnis milik perempuan dan veteran, untuk bersaing mendapatkan kontrak pemerintah.

Saat dikonfirmasi mengenai perubahan ini, seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan kepada TIME bahwa hingga kini tidak ada kontrak yang diberikan kepada Tesla atau perusahaan lain untuk memproduksi kendaraan listrik lapis baja bagi departemen tersebut.

Menurut pejabat tersebut, pemerintahan sebelumnya meminta Departemen Luar Negeri mengeksplorasi ketertarikan perusahaan swasta dalam pengadaan kendaraan listrik lapis baja. Sebuah permintaan informasi (Request for Information) pun dilakukan untuk menjaring minat dari produsen kendaraan, tetapi hanya satu perusahaan yang menanggapi saat itu.

Langkah selanjutnya seharusnya adalah pelelangan resmi bagi produsen kendaraan untuk mengajukan penawaran. Namun, proses tersebut kini ditangguhkan, dan belum ada rencana untuk melanjutkannya.

Tesla sendiri belum memberikan komentar mengenai hal ini. Namun, Musk merespons dengan santai melalui platform media sosialnya, X (dulu Twitter), dengan menulis, “Saya cukup yakin Tesla tidak akan mendapatkan $400 juta. Tidak ada yang memberitahuku soal ini.”

Konflik Kepentingan Elon Musk di Pemerintahan Trump

Musk kini memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan (Department of Government Efficiency/DOGE), yang memiliki pengaruh signifikan dalam pengelolaan anggaran berbagai lembaga federal. Mengingat Musk juga memiliki beberapa perusahaan yang bergantung pada kontrak pemerintah dan regulasi federal—termasuk Tesla dan SpaceX—pertanyaan mengenai konflik kepentingan pun muncul.

Saat berbicara di Gedung Putih pada Selasa lalu, Musk menegaskan bahwa DOGE beroperasi dengan transparansi penuh. “Transparansi adalah kunci membangun kepercayaan,” ujarnya, mengacu pada akun resmi DOGE di X. “Publik bisa melihat apakah saya melakukan sesuatu yang menguntungkan perusahaan saya atau tidak. Saya siap diawasi.”

Presiden Trump juga memberikan tanggapan soal potensi konflik kepentingan ini. “Jika kami melihat ada kurangnya transparansi atau konflik kepentingan, kami tidak akan membiarkannya,” ujarnya saat berada di Ruang Oval bersama Musk.

Namun, pernyataan dari Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, justru menyiratkan bahwa pemerintahan Trump memberikan kebebasan bagi Musk untuk mengatur dirinya sendiri. “Jika Elon Musk menemukan konflik kepentingan dalam kontrak yang diawasi oleh DOGE, maka dia akan mengundurkan diri dari kontrak tersebut,” ujarnya.

Kesimpulan

Kontroversi ini menunjukkan bagaimana pengaruh Musk dalam pemerintahan bisa memicu kekhawatiran terkait etika bisnis dan transparansi. Dengan perubahan dokumen pengadaan yang tiba-tiba serta hubungan dekat Musk dengan pemerintahan Trump, publik kini menunggu bagaimana kelanjutan dari proses pengadaan kendaraan listrik lapis baja ini dan sejauh mana DOGE akan diawasi dalam mengambil keputusan strategis.