Mark Cuban, pengusaha sukses dan pemilik Dallas Mavericks, kembali melontarkan kritik tajam terhadap Donald Trump. Hubungan rumit mereka mewarnai kampanye presiden 2024, dan tampaknya masih berlanjut hingga kini.
Berbicara di konferensi Partai Republik tradisional, Cuban menyindir Trump yang lebih fokus menjual berbagai produk ketimbang memimpin. Dari cryptocurrency hingga pakaian, Cuban menilai Trump melakukan itu bukan karena ingin, tetapi karena harus.
“Satu-satunya alasan seseorang menjual semua barang itu adalah karena mereka harus,” sindir Cuban. Ia juga menambahkan, “Saya tidak perlu menjual sepatu emas yang mungkin tidak akan pernah dikirim,” menyindir bisnis sepatu Trump yang kontroversial. “Dia tidak ingin memimpin. Dia hanya ingin menjual.”
Kritik Cuban terhadap Demokrat
Selain Trump, Cuban juga melontarkan kritik pedas terhadap Partai Demokrat yang dinilainya gagal memahami kebutuhan pemilih, terutama dalam ekonomi dan kebijakan pajak.
“Jika Demokrat diberi uang satu dolar dan diminta menjualnya seharga 50 sen, mereka akan mempekerjakan 50 orang dan tetap tidak tahu cara menjualnya,” ujarnya. “Tapi jika Trump yang diberi uang itu dan diminta menjualnya seharga dua dolar, dia pasti akan menemukan caranya.”
Menurut Cuban, strategi kampanye Demokrat yang terlalu fokus menyerang Trump tanpa menawarkan solusi konkret justru menjadi bumerang. “Mereka terus mengulang narasi bahwa Trump adalah ancaman bagi demokrasi. Tapi bagaimana hasilnya dalam kampanye?” katanya sinis.
Peran Miliarder dalam Politik
Cuban menyoroti bagaimana miliarder seperti Elon Musk berupaya mengubah sistem pemerintahan dengan cara mereka sendiri. “Elon tidak peduli. Dia hanya berpikir, ‘Persetan, saya akan tetap kaya bagaimanapun juga,'” ujar Cuban.
Meski memiliki pengaruh besar, Cuban menegaskan tidak tertarik masuk ke politik sebagai pejabat terpilih. “Saya tidak mau jadi Presiden,” tegasnya. “Saya lebih suka mengacaukan sistem kesehatan.”
Di tengah meningkatnya peran miliarder dalam politik, Cuban memperingatkan bahwa kekacauan yang sedang terjadi dapat berdampak buruk bagi negara. “Kekacauan bukanlah hal baik bagi negara ini. Tidak ada jumlah uang yang bisa mengatasinya,” pungkasnya.