PT Merdeka Copper Gold Tbk membukukan pendapatan konsolidasi sebesar 2,24 miliar dolar AS pada 2024. Ini menunjukkan kenaikan 31 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) juga meningkat 36 persen, mencapai 329 juta dolar AS.
Presiden Direktur Merdeka, Albert Saputro, menyebutkan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh kinerja anak perusahaan di sektor nikel, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), serta harga emas yang stabil tinggi.
Kinerja Produksi Nikel yang Meningkat Pesat
Merdeka mengalami peningkatan signifikan dalam produksi nikel. Di Tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), produksi limonit tercatat mencapai 10,1 juta metrik ton basah (wet metric ton/wmt), naik 150 persen. Produksi saprolit juga meningkat 110 persen menjadi 4,9 juta wmt.
Selain itu, smelter MBMA menghasilkan 82.161 ton nickel pig iron (NPI), naik 26 persen, serta 50.315 ton high grade nickel matte (HGNM), meningkat 66 persen dibanding 2023.
Salah satu pencapaian penting adalah operasional PT ESG New Energy Material, perusahaan patungan antara MBMA dan GEM Co., Ltd. Perusahaan ini mengelola pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL). Pada Februari 2025, ESG berhasil mendapatkan Izin Usaha Industri (IUI). Di Maret 2025, mereka melakukan penjualan komersial perdana sebanyak 8.500 metrik ton mixed hydroxide precipitate (MHP).
“Pengiriman MHP selanjutnya akan dilakukan sepanjang 2025, mendukung strategi hilirisasi nikel Merdeka,” ujar Albert.
Proyek Emas dan Tembaga Menunjukkan Kemajuan
Merdeka juga memantapkan langkah dalam pengembangan Proyek Emas Pani, yang mencapai progres konstruksi 33 persen pada akhir 2024. Proyek ini diperkirakan menjadi salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, dengan target produksi puncak sekitar 500.000 ounce emas per tahun. Penuangan emas pertama dijadwalkan pada awal 2026.
Sementara itu, Proyek Tembaga Tujuh Bukit (TB Copper) juga menunjukkan perkembangan signifikan. Estimasi terbaru sumber daya terindikasi menunjukkan peningkatan besar dibandingkan sebelumnya.
Proyek Acid Iron Metal (AIM) yang dikelola oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) mengalami kemajuan dalam commissioning komponen utama, seperti Pabrik Pirit dan Pabrik Asam. Pabrik Klorida berhasil memproduksi spons tembaga perdana pada Januari 2025.
Ingin tahu lebih banyak tentang transformasi energi dan inovasi bisnis lainnya?
Baca artikel menarik lainnya di sini: Blog Kami
Sumber : antaranews.com