Nemes Corp

Pengaruh Perang Dagang AS-China terhadap Industri Tekstil India: Ancaman Impor Murah dari China

Pengaruh Perang Dagang AS-China terhadap Industri Tekstil India: Ancaman Impor Murah dari China

Industri Tekstil India
Sumber Foto : Freepik

Industri tekstil India, terutama pabrik-pabrik penghasil benang viscose di Tamil Nadu, sedang menghadapi tantangan besar. Thirunavkarsu, pemilik pabrik, mengungkapkan bahwa produksi mereka turun drastis. Dalam sebulan terakhir, pesanan dari pabrik-pabrik lokal berkurang hampir 40%. Hal ini disebabkan oleh masuknya benang viscose impor dari China yang harganya lebih murah.

Impor Murah dari China Membanjiri Pasar India

Benang viscose impor China kini turun harga sekitar 15 rupee per kilogram (sekitar $0,18 atau £0,13), mengakibatkan banjirnya produk murah dari China ke pelabuhan India. Meskipun India memproduksi sebagian besar benang viscose dalam negeri, impor masih dibutuhkan untuk menutupi kekurangan pasokan. Namun, persaingan dari produk China kini sangat sulit ditangkal.

Produsen China, yang sebelumnya mengandalkan pasar AS, kini mencari pasar alternatif setelah Presiden AS, Donald Trump, mengenakan tarif hingga 145% pada barang-barang China yang masuk ke Amerika Serikat. Beberapa pabrik di India melaporkan penurunan produksi, dengan banyak pabrik kecil di wilayah seperti Pallipalayam, Karur, dan Tirupur terancam menutup operasionalnya.

Tanggapan Pemerintah China dan India

Meskipun Duta Besar China untuk India, Xu Feihong, memberikan jaminan bahwa China tidak akan terlibat dalam praktik dumping, ketakutan di kalangan pengusaha India tetap ada. China tetap menjadi produsen utama benang viscose, dan produk murah mereka semakin membanjiri pasar India. Ini menyebabkan ketidakmampuan pabrik-pabrik India untuk bersaing dengan harga yang ditawarkan.

India juga menghadapi lonjakan impor barang murah dari China dalam berbagai sektor, seperti elektronik dan komponen teknologi. Sebagai respons, India mengenakan tarif 12% pada beberapa impor baja dan membentuk komite untuk memantau arus barang murah dari China. Namun, meskipun ada langkah perlindungan, ketergantungan India pada produk China tetap tinggi.

Meski pemerintah India terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada China, rencana mereka untuk menjadikan India sebagai pusat manufaktur global belum menunjukkan hasil signifikan. Banyak sektor masih bergantung pada impor barang intermediate dari China. Defisit perdagangan dengan China juga semakin besar, dengan impor India meningkat 25% pada bulan Maret 2024.


Baca artikel lainnya di sini: nemescorp.com/blog

Sumber : bbcnews.com