Pemerintah AS secara resmi menghapus fasilitas bebas bea (de minimis) untuk pengiriman bernilai rendah dari China dan Hong Kong. Aturan ini sebelumnya dimanfaatkan oleh platform seperti Shein dan Temu. Celah ini juga disalahgunakan untuk menyelundupkan fentanil dan barang ilegal lainnya.
Kebijakan ini mengaktifkan kembali perintah eksekutif era Trump. Perintah tersebut sebelumnya ditangguhkan karena kurangnya prosedur penyaringan yang memadai. Akibatnya, jutaan paket sempat menumpuk di bandara.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) menyatakan siap menjalankan aturan baru. Pemeriksaan lebih ketat akan dilakukan. Tarif baru juga diberlakukan untuk semua pengiriman dari China dan Hong Kong, terlepas dari nilainya. Beberapa barang seperti smartphone dikecualikan.
Risiko Barang Ilegal dan Ketidakjelasan Prosedur
Sebagian besar pengiriman kini dikendalikan oleh FedEx, UPS, dan DHL. Sementara itu, paket pos biasa dari China dikenakan pajak 120% atau tarif tetap $100. Jumlah ini akan meningkat menjadi $200 mulai bulan Juni.
CBP sebelumnya berencana mewajibkan aturan formalitas bea untuk pengiriman di atas $250. Namun, rencana ini ditangguhkan karena berisiko menambah beban administrasi dan biaya logistik. Prosedur informal saat ini menyulitkan pelacakan barang berbahaya karena kurangnya data pengiriman yang lengkap.
Menurut CEO Publican, Ram Ben Tzion, celah ini membuat bahan prekursor fentanil sulit dilacak. Trump memutuskan mencabut aturan de minimis karena celah ini banyak dimanfaatkan untuk menyelundupkan bahan berbahaya ke AS.
Pengiriman pos dari China dan Hong Kong kini dikenakan tarif penuh serta pengawasan tambahan. Namun, pengiriman komersial dengan nilai di bawah $2.500 tetap bisa memakai prosedur informal.
Industri Logistik dan E-Commerce Hadapi Tekanan
USPS menyatakan tidak akan memungut bea cukai, sehingga tanggung jawab jatuh ke maskapai dan operator kapal. Mereka kini harus berkoordinasi dengan China Post dan Hongkong Post sebelum pengiriman.
Pelaku industri logistik, termasuk Amazon, eBay, dan FedEx, menyuarakan kekhawatiran. Organisasi seperti International Mailers Advisory Group memprediksi kemacetan logistik akan meningkat. Lalu lintas kargo udara internasional juga diperkirakan turun.
Pada 2024, nilai pengiriman kecil dari China mencapai $5,1 miliar. Volume ini mencakup sepertiga dari total tonase kargo udara dari Asia ke AS. Penurunan permintaan dari konsumen AS diperkirakan bisa menurunkan volume hingga 75% tahun ini.
Pertumbuhan kargo yang sebelumnya naik 12,3% bisa menurun drastis menjadi hanya 0,7% atau bahkan minus. Beberapa maskapai telah memangkas jadwal penerbangan sejak awal Mei. Jika CBP menerapkan pemeriksaan ketat terhadap nilai barang, lebih dari 10.000 paket bisa tertahan setiap harinya.
Ingin memahami lebih jauh tentang kebijakan global dan dampaknya terhadap bisnis digital?
Jelajahi artikel lainnya di blog kami
Sumber : reuters.com