Pulau Timor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang besar. Potensi tersebut mencapai 30 gigawatt (GW), yang berasal dari tenaga surya dan tenaga angin.
Alvin Putra Sisdwinugraha, analis ketenagalistrikan dan energi terbarukan dari IESR, menjelaskan bahwa tenaga surya di pulau ini dapat mencapai 20 GW. Sedangkan, tenaga angin diperkirakan menyumbang 10 GW. Dengan kapasitas ini, Timor diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan listrik pada 2050. Beban puncak listrik saat itu diprediksi mencapai 1,5 GW.
Saat ini, beban puncak listrik di Pulau Timor baru mencapai 250 megawatt. Sumber listrik utama berasal dari PLTU berbahan bakar batu bara di Bolok, Timor. Penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, bisa menggantikan batu bara yang tidak ramah lingkungan.
Selain itu, IESR juga menemukan potensi EBT lainnya di Timor. Potensi tenaga air mikrohidro diperkirakan mencapai 100 megawatt. Sumber biomassa dapat menghasilkan 40 MW. “Limbah pertanian, seperti limbah padi dan kopi, bisa dimanfaatkan sebagai energi biomassa,” ujar Alvin.
Meskipun potensi panas bumi di Timor besar, IESR fokus pada kajian tenaga surya dan angin. Pemanfaatan EBT diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil.
IESR telah berdiskusi dengan Gubernur NTT, Melki Laka Lena. Gubernur memberikan tanggapan positif terhadap pengembangan EBT di wilayah tersebut.
Pengembangan EBT di Pulau Timor tidak hanya menyediakan listrik ramah lingkungan. Hal ini juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Pemanfaatan energi terbarukan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Baca Artikel Lainnya:
Ingin mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan energi terbarukan di Indonesia? Simak artikel-artikel menarik lainnya di blog kami di sini.
Sumber : antaranews.com