Energi panas bumi kini tidak hanya digunakan untuk pembangkit listrik, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Area Lahendong mengembangkan pupuk silika panas bumi bernama Booster Katrili. Pupuk ini berbahan dasar silika dari fluida panas bumi yang diproses menggunakan teknologi nano dan dikombinasikan dengan kitosan. Hasilnya adalah pupuk yang ramah lingkungan dan dapat meningkatkan kesuburan tanah serta daya tahan tanaman terhadap hama.
Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara PGE Area Lahendong dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM). Pupuk tersebut pertama kali diuji coba pada tanaman padi di Lao-Lao Geothermal Park, Tomohon, Sulawesi Utara, dengan melibatkan jajaran direksi PGE serta petani setempat. Uji coba ini bertujuan untuk mengatasi kelangkaan pupuk dan meningkatkan hasil panen.
Keberhasilan inovasi ini mendapatkan pengakuan internasional. PGE Area Lahendong meraih penghargaan Platinum dalam ajang The 17th Annual Global CSR & ESG Summit and Awards 2025 di Ho Chi Minh City, Vietnam, dalam kategori “Best Country Excellence in Indonesia.” Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan PGE memanfaatkan produk sampingan panas bumi untuk mendukung sektor pertanian dan keberlanjutan lingkungan.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menjelaskan bahwa keberlanjutan telah menjadi budaya yang diterapkan di seluruh area operasional perusahaan. Selain sektor pertanian, PGE juga menjajaki pemanfaatan panas bumi untuk sektor lain, seperti pengolahan gula aren bekerja sama dengan PT Gunung Hijau Masarang.
Sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia, PGE berkomitmen untuk terus mengembangkan energi panas bumi secara berkelanjutan. Melalui inovasi seperti pupuk silika panas bumi, PGE menunjukkan bahwa sumber daya alam ini dapat memberikan manfaat lebih luas bagi kehidupan sehari-hari, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan energi nasional.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : investor.id