Nemes Corp

Rumah Kemilau: UMKM Inovatif yang Memberdayakan Janda dan Petani di Sambas

Rumah Kemilau: UMKM Inovatif yang Memberdayakan Janda dan Petani di Sambas

Sumber Foto : Freepik

Semangat dan kegigihan Sulina dalam membangun Rumah Kemilau tidak hanya membawa manfaat bagi dirinya, tetapi juga bagi banyak orang di sekitarnya. Usaha ini tidak hanya meningkatkan perekonomian keluarga, tetapi juga membantu janda dan petani di desanya mendapatkan penghasilan lebih baik.

Kisah Rumah Kemilau membuktikan bahwa UMKM yang dikelola dengan tekad dan dukungan program yang tepat dapat berkembang pesat serta berdampak sosial luas. Dengan inovasi dan pemanfaatan peluang, usaha kecil pun bisa tumbuh dan bersaing di pasar yang lebih luas.

Membangun Usaha dari Sumber Daya Lokal

Di Desa Sabung, Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Rumah Kemilau hadir sebagai usaha rumahan yang mengolah pisang dan ubi ungu menjadi camilan lezat. Di balik keberhasilannya, ada Sulina, seorang wanita tangguh berusia 57 tahun yang bertekad meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat sekitar.

Sejak 2013, usaha ini lahir dari kebutuhan ekonomi keluarga Sulina, terutama setelah anaknya mulai bersekolah. Beruntung, daerah tempat tinggalnya dikenal sebagai penghasil pisang dengan harga terjangkau, yaitu Rp1.500 per kilogram saat itu. Melihat peluang ini, Sulina memanfaatkan hasil panen lokal menjadi produk bernilai jual tinggi.

Tantangan Modal dan Solusi KUR BRI

Seperti UMKM lainnya, tantangan modal menjadi hambatan utama dalam pengembangan Rumah Kemilau. Saat permintaan pasar meningkat, kebutuhan modal produksi juga bertambah.

Untuk mengatasinya, Sulina memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Pada 2021, ia mengajukan pinjaman Rp40 juta untuk meningkatkan kapasitas dapur industri. Dua tahun kemudian, ia kembali mengakses KUR BRI sebesar Rp50 juta karena permintaan terus bertambah. Baginya, kemudahan akses pinjaman berbunga rendah sangat membantu UMKM berkembang.

Memberdayakan Janda dan Masyarakat Sekitar

Rumah Kemilau tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga memiliki misi sosial. Sulina memberdayakan janda di desanya untuk mengolah pisang dan ubi ungu menjadi keripik dan stik. Setiap hari, mereka mengupas, memotong, menggoreng, dan mengemas produk tersebut. Seiring waktu, produk Rumah Kemilau semakin diminati hingga masuk pasar swalayan. Saat ini, penjualan mencapai 100 kilogram per bulan.

Keberhasilan ini menjadikan Sulina mitra utama bagi petani lokal. Mereka kini tidak perlu khawatir hasil panennya tidak laku, karena Rumah Kemilau siap membeli dengan harga lebih baik dari harga pasar.

Pendampingan Rumah BUMN untuk UMKM Naik Kelas

Selain modal, Sulina menghadapi tantangan lain seperti sertifikasi, manajemen keuangan, pemasaran, dan pengemasan produk. Dengan usianya yang tidak lagi muda, tantangan ini semakin berat, terutama yang berkaitan dengan teknologi.

Namun, berkat pendampingan Rumah BUMN Sambas yang dikelola oleh BRI Cabang Singkawang, Sulina mendapat pelatihan pemasaran digital, pengelolaan keuangan, hingga peningkatan kualitas kemasan. Program ini sangat membantu Rumah Kemilau dalam meningkatkan daya saing dan memperluas pasar.

Komitmen Rumah BUMN Sambas dalam Mendorong UMKM

Koordinator Rumah BUMN Sambas, Firmansyah, menegaskan bahwa pihaknya terus mendukung pertumbuhan UMKM melalui pelatihan dan program pendampingan. Hingga 2024, sudah ada 3.000 UMKM di Kabupaten Sambas yang menjadi binaan mereka, termasuk Rumah Kemilau.

Dengan tantangan seperti keterbatasan SDM, akses modal, dan digitalisasi pemasaran, Rumah BUMN Sambas berkomitmen memberikan solusi nyata agar UMKM naik kelas. Bahkan, pada 2025, mereka menargetkan 80 sesi pelatihan tambahan bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

Baca artikel seru lainnya di sini!


Sumber : antaranews.com