Produsen otomotif Stellantis, yang menaungi merek Jeep, kembali mengajukan program buyout pekerja pabrik secara sukarela. Langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi perusahaan setelah kinerja tahun 2024 dinilai kurang optimal.
Penawaran ini menyasar karyawan di fasilitas produksi yang berlokasi di Detroit, Ohio, dan Illinois. Stellantis menyampaikan bahwa evaluasi internal terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan menjaga daya saing dalam kondisi pasar yang cepat berubah.
UAW Tawarkan Pendampingan dan Jalur Pensiun
Serikat pekerja United Auto Workers (UAW) mengonfirmasi bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan manajemen baru Stellantis. Kesepakatan ini memberikan fleksibilitas bagi pekerja, baik yang ingin pensiun maupun mengakhiri kontrak secara sukarela.
“Untuk mereka yang siap pensiun, sudah ada jalur yang dipermudah. Bagi yang lain, kini tersedia opsi pengakhiran kerja secara sukarela,” ujar pernyataan resmi dari UAW.
Laporan awal tentang program buyout ini sebelumnya dirilis oleh Detroit Free Press.
Ketegangan Lama, Kepemimpinan Baru
Hubungan antara Stellantis dan UAW sempat menegang di bawah kepemimpinan mantan CEO Carlos Tavares, yang mengundurkan diri secara mendadak pada Desember lalu. UAW menilai perusahaan gagal memenuhi janji dalam perjanjian kerja 2023 dan bahkan sempat mempersiapkan aksi mogok nasional. Ketegangan ini memuncak dengan gugatan Stellantis terhadap UAW di pengadilan federal.
Kini, Ketua Stellantis John Elkann memimpin proses pencarian CEO pengganti, yang dijadwalkan diumumkan dalam paruh pertama 2025.
Batas Waktu Buyout hingga 8 Mei
Upaya pengurangan biaya sebenarnya telah dimulai sebelum mundurnya Tavares. Pada Maret 2024, Stellantis merumahkan sekitar 400 pegawai administrasi. Sepanjang 2023, perusahaan juga sudah dua kali menawarkan buyout kepada ribuan karyawan.
Bagi pekerja yang memenuhi syarat, keputusan untuk menerima atau menolak tawaran ini harus disampaikan paling lambat 8 Mei.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : reuters.com