Dalam beberapa minggu pertama masa jabatannya, Presiden Donald Trump langsung mengambil langkah agresif untuk membongkar kebijakan iklim dan lingkungan. Ia menginstruksikan pemerintahannya untuk mencabut berbagai regulasi dan melemahkan lembaga yang bertanggung jawab atas penegakannya dengan memangkas jumlah staf. Trump mengklaim bahwa kebijakan ini akan membantu bisnis berkembang dengan mengurangi beban kepatuhan yang selama ini dianggap menghambat inovasi dan kebebasan ekonomi.
“Regulasi yang berlebihan menghentikan kewirausahaan Amerika, menghancurkan usaha kecil, mengurangi pilihan konsumen, menghambat inovasi, dan melanggar kebebasan warga negara,” demikian bunyi lembar fakta dari Gedung Putih yang menjelaskan agenda deregulasi Trump.
Bagi sebagian perusahaan, terutama bisnis kecil yang sangat terdampak oleh biaya kepatuhan, kebijakan ini bisa menjadi angin segar. Namun, pembongkaran kebijakan iklim dalam skala besar juga membawa konsekuensi serius—bukan hanya bagi upaya pengurangan emisi, tetapi juga bagi kepastian bisnis dan investasi jangka panjang.
Ketidakpastian Regulasi Mengancam Keberlanjutan Bisnis
Perusahaan umumnya membutuhkan stabilitas kebijakan untuk merencanakan investasi dan pertumbuhan. Namun, perubahan drastis dalam regulasi iklim justru menciptakan ketidakpastian yang dapat menghambat pengambilan keputusan bisnis.
Meskipun kebijakan Trump ini memiliki konsekuensi finansial yang nyata, sebagian besar perusahaan memilih untuk tetap diam. Para eksekutif khawatir jika mereka berbicara secara terbuka, Trump bisa mengambil langkah lebih keras yang merugikan perusahaan mereka. Namun, dalam laporan keuangan resmi—di mana perusahaan diwajibkan untuk transparan tentang risiko bisnis—banyak perusahaan mengakui bahwa perubahan kebijakan iklim yang tidak menentu bisa berdampak negatif pada keberlanjutan bisnis mereka.
Beberapa contoh perusahaan yang menyoroti risiko ini dalam laporan keuangan mereka:
- Ford Motor Company memasukkan perubahan kebijakan iklim dalam bagian “risiko hukum dan regulasi” yang berpotensi mempengaruhi bisnis mereka.
- Bank of America menyinggung adanya perbedaan pandangan antara pemangku kepentingan mengenai perubahan iklim, yang menciptakan “risiko hukum dan kepatuhan yang semakin tinggi.”
- Dow Chemical Company menyebutkan bahwa perubahan kepemimpinan politik dan kebijakan pemerintah terkait insentif pajak untuk pengurangan emisi dapat menjadi tantangan bagi bisnis mereka.
Setelah pemilu, CEO ExxonMobil Darren Woods mengungkapkan keprihatinannya mengenai perubahan kebijakan yang tidak konsisten di AS. “Polarisasi dan perubahan politik yang terus-menerus tidak baik untuk negara, masyarakat, maupun dunia usaha,” ujarnya dalam wawancara dengan Semafor. “Kami membutuhkan regulasi yang lebih matang dan konsisten.”
Efek Jangka Panjang: Dari Infrastruktur Hingga Tantangan Hukum
Meskipun beberapa perubahan regulasi, seperti percepatan perizinan infrastruktur energi, terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, implementasinya tetap memiliki risiko besar. Salah satu tantangannya adalah kemungkinan kekurangan tenaga kerja akibat pemangkasan staf di lembaga yang bertanggung jawab atas perizinan proyek.
Selain itu, banyak keputusan Trump yang dilakukan melalui perintah eksekutif diprediksi akan menghadapi gugatan hukum. Proses hukum ini bisa memakan waktu lama, menyebabkan perusahaan berada dalam ketidakpastian regulasi, sehingga mereka ragu dalam mengalokasikan investasi.
Di awal kepemimpinan Trump, sejumlah pengamat telah menyoroti kompleksitas kebijakan anti-iklimnya. Di satu sisi, perubahan ini akan bertabrakan dengan realitas pasar yang semakin condong ke energi hijau. Namun, di sisi lain, kebijakan Trump yang memperlambat transisi energi bersih tetap memiliki dampak signifikan terhadap upaya mengatasi perubahan iklim.
Kesimpulan
Langkah Trump dalam menggempur kebijakan lingkungan membawa dampak luas, baik bagi upaya mitigasi perubahan iklim maupun bagi dunia usaha. Bagi perusahaan yang bergantung pada kepastian regulasi, ketidakstabilan ini bisa menjadi penghalang besar dalam perencanaan jangka panjang.
Sementara beberapa bisnis mungkin mendapat keuntungan dari deregulasi, ketidakpastian yang ditimbulkan justru menciptakan risiko baru. Dalam iklim bisnis yang terus berubah, pertanyaannya kini bukan hanya tentang bagaimana perusahaan akan beradaptasi, tetapi juga sejauh mana kebijakan Trump akan bertahan dalam jangka panjang.