Nemes Corp

Zurich Topas Life Manfaatkan AI untuk Dorong Pertumbuhan, Meski Masih Rugi

Zurich Topas Life Manfaatkan AI untuk Dorong Pertumbuhan, Meski Masih Rugi

Sumber Foto : Freepik

PT Zurich Topas Life semakin serius mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) demi mendorong pertumbuhan bisnisnya. Presiden Direktur Zurich Life, Richard Ferryanto, mengungkapkan bahwa inovasi dan transformasi teknologi—khususnya dengan penerapan AI—berperan besar dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

“Sebenarnya ini hal yang tidak terlihat langsung oleh nasabah, tapi kami terus melakukan pengembangan di dalam. AI kini kami manfaatkan dalam tone of voice atau intonasi suara, khususnya untuk customer care. Dengan AI, tim layanan pelanggan bisa memberikan respons yang lebih baik kepada nasabah,” ujar Richard saat ditemui di kantornya.

Selain itu, Zurich Life juga mengoptimalkan robotic process automation (RPA) dalam operasional perusahaan. Otomatisasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi, mempercepat proses bisnis, serta mengurangi potensi human error, terutama dalam pemrosesan polis.

“Teknologi ini membantu kami dalam mempercepat proses polis dengan lebih akurat dan efisien. Alhasil, nasabah pun mendapatkan layanan yang lebih baik,” tambah Richard.

Implementasi AI dan otomatisasi ini secara tidak langsung berdampak pada peningkatan penjualan produk Zurich Life. Tercatat, asuransi dwiguna mengalami lonjakan signifikan hingga 6 kali lipat, sementara asuransi kesehatan tumbuh 40% year-on-year (YoY) dengan nilai lebih dari Rp55 miliar.

“Kami terus berinovasi dan mengalokasikan investasi ke teknologi. Tujuan utamanya sederhana: menyederhanakan proses dan meningkatkan kepuasan nasabah. Selama dua hal ini tercapai, kami akan terus berinvestasi di sektor teknologi,” tegas Richard.

Masih Merugi Meski Pendapatan Premi Naik

Di tengah inovasi teknologi dan pertumbuhan bisnis, Zurich Life masih mencatatkan kerugian sebesar Rp59,58 miliar per September 2024. Kendati demikian, angka ini sedikit lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan kerugian Rp73,7 miliar.

Perusahaan sebenarnya mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi, naik dari Rp559,33 miliar menjadi Rp571,68 miliar. Selain itu, hasil investasi juga meningkat dari Rp62,1 miliar menjadi Rp90,17 miliar.

Namun, lonjakan klaim dan manfaat yang dibayarkan, serta peningkatan cadangan premi, menjadi tantangan tersendiri. Klaim dan manfaat yang dibayarkan naik dari Rp95,19 miliar menjadi Rp119,87 miliar, sementara cadangan premi melonjak dari Rp188,11 miliar menjadi Rp217,33 miliar.

Di sisi lain, aset perusahaan mengalami pertumbuhan dari Rp2,11 triliun menjadi Rp2,42 triliun.

Meski masih merugi, Zurich Life optimistis bahwa strategi inovasi teknologi dan otomatisasi akan membawa dampak positif bagi perusahaan dalam jangka panjang.