Penjualan Tesla merosot tajam ke level terendah dalam tiga tahun terakhir, hanya mengirimkan sekitar 337.000 kendaraan listrik pada kuartal pertama 2025 — turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka mengecewakan ini membuat saham perusahaan anjlok dalam perdagangan awal Rabu.
Meskipun Tesla menyebut penurunan ini disebabkan oleh proses transisi menuju versi baru mobil terlarisnya, sejumlah analis menilai bahwa sosok Elon Musk turut berperan dalam krisis ini. Persaingan ketat dari produsen mobil listrik asal Tiongkok, BYD, juga memperparah situasi.
Ross Gerber, salah satu investor awal Tesla, terang-terangan menyampaikan kekecewaannya lewat media sosial X. “Angka ini buruk sekali. Brand Tesla rusak dan mungkin sudah tidak bisa diperbaiki,” tulis Gerber, yang dulunya pendukung Musk namun kini mendesak dewan direksi untuk mencopotnya dari posisi CEO.
Kontroversi Politik Elon Musk dan Dampaknya pada Tesla
Keikutsertaan Musk dalam pemerintahan Presiden Donald Trump sebagai kepala inisiatif efisiensi pemerintahan bernama DOGE (Department of Government Efficiency) menimbulkan polemik. Keterlibatan politiknya memicu aksi protes dan boikot terhadap Tesla di berbagai belahan dunia.
Beberapa outlet Tesla dilaporkan menjadi sasaran vandalisme, bahkan terjadi pembakaran di sebuah diler di Roma yang menghanguskan 17 mobil. Pemerintah Italia pun meminta aparat keamanan untuk memperketat pengawasan di lokasi-lokasi Tesla.
Di Amerika Serikat, protes bertajuk “Tesla Takedown” semakin meluas. Trump pun merespons dengan menyatakan akan mengklasifikasikan aksi perusakan mobil Tesla sebagai “terorisme domestik”.
Sementara itu, media Politico melaporkan bahwa Trump secara internal menyampaikan bahwa Musk akan mundur dari peran pemerintahannya dalam waktu dekat. Laporan tersebut sempat membuat saham Tesla berbalik menguat, namun Gedung Putih langsung membantahnya sebagai “omong kosong”. Sesuai hukum, Musk sebagai pegawai pemerintah khusus hanya boleh bertugas maksimal 130 hari dalam setahun, sehingga kemungkinan mundur baru terjadi sekitar Juni.
Kepercayaan Investor Mulai Runtuh
Nilai saham Tesla telah menyusut lebih dari 25% sejak awal tahun. Analis dari Wedbush, Dan Ives, menilai hasil kuartal ini sebagai “bencana dalam semua aspek”. Ia menambahkan bahwa semakin Musk terlibat dalam isu politik, semakin besar dampaknya terhadap citra merek Tesla.
Randi Weingarten, Presiden Federasi Guru Amerika, turut angkat suara. Ia mengirim surat ke sejumlah pengelola dana pensiun publik, memperingatkan bahwa kinerja Tesla yang memburuk bisa mengancam aset pensiun. Ia menyebut Musk terlalu sibuk dengan aktivitas politik yang bertentangan dengan kepentingan bisnis Tesla.
Kantor pengawas keuangan New York City bahkan telah mengumumkan rencana menggugat Tesla mewakili sistem pensiun kota, setelah kerugian mencapai lebih dari 300 juta dolar AS hanya dalam tiga bulan. “Elon Musk begitu terdistraksi hingga membuat Tesla nyaris terjun bebas secara finansial,” tegas Brad Lander, sang komptroler kota.
Tesla Belum Beri Tanggapan Resmi
Hingga berita ini diturunkan, Tesla belum memberikan komentar resmi kepada media. Namun dalam dokumen kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS, perusahaan menyatakan bahwa angka penjualan tersebut hanya mewakili dua indikator performa dan tidak mencerminkan keseluruhan laporan keuangan yang akan diumumkan pada 22 April.
Tesla juga mengungkap bahwa mereka sempat menghentikan produksi Model Y pada Januari lalu, dan hasil kuartal ini akan dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti harga jual rata-rata, biaya produksi, hingga fluktuasi mata uang asing.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : bbc.com