Nemes Corp

Tren Car Sharing dan Elektrifikasi: Masa Depan Mobilitas Perkotaan?

Tren Car Sharing dan Elektrifikasi: Masa Depan Mobilitas Perkotaan?

Sumber Foto : Freepik

Kemajuan teknologi dan meningkatnya kesadaran lingkungan telah mendorong car sharing menjadi solusi mobilitas yang semakin populer. Model berbagi kendaraan ini menawarkan fleksibilitas tinggi tanpa harus memiliki mobil pribadi. Inovasi seperti elektrifikasi armada dan dukungan pemerintah kota semakin mempercepat pertumbuhan industri ini, berpotensi mengubah cara masyarakat bepergian di perkotaan.

Gen Z dan Masa Depan Car Sharing

Tren elektrifikasi di industri car sharing semakin menarik perhatian generasi muda yang lebih sadar lingkungan. Sebuah survei McKinsey tahun 2023 terhadap 4.000 responden di Inggris, Prancis, dan Jerman mengungkapkan bahwa 32% Generasi Z ingin lebih sering menggunakan skema mobilitas bersama untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Bahkan, 50% dari mereka ingin mobil berikutnya berjenis listrik.

Industri car sharing kini semakin mengarah ke elektrifikasi. Saat ini, hampir 25% perusahaan berbagi mobil di Eropa telah memiliki armada sepenuhnya listrik, dan sepertiga kendaraan berbagi di Uni Eropa adalah mobil listrik. Zipcar, misalnya, menggandakan armada listriknya di Inggris pada tahun 2023 dan berencana beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik dalam waktu dekat.

Di Lituania, perusahaan car sharing Spark telah mengoperasikan armada 100% listrik sejak 2016. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penggunanya meningkat 30% sejak 2022, sementara jumlah perjalanan tahunan bertambah 11%.

Dukungan Infrastruktur dan Inovasi Baru

Dukungan pemerintah kota turut berperan dalam pertumbuhan layanan ini. Di Vilnius, misalnya, mobil listrik berbagi tidak hanya mendapat parkir gratis tetapi juga diizinkan melaju di jalur bus, mempercepat mobilitas penggunanya. “Jumlah pelanggan kami terus bertambah setiap bulan, menunjukkan bahwa banyak orang mulai melihat nilai dari mobil listrik dalam skema berbagi ini,” kata Nerijus Dagilis, pendiri Spark. Ia optimis bahwa peningkatan performa mobil listrik akan mengatasi kekhawatiran pengguna tentang daya tahan baterai.

Di luar Eropa, konsep car sharing berkembang dengan inovasi baru. Kite, perusahaan berbagi mobil asal Kanada, bermitra dengan pengembang properti untuk menyediakan armada mobil listrik bagi penghuni apartemen sebagai fasilitas tambahan, mirip dengan gym atau kolam renang. Dengan sistem ini, penghuni dapat menggunakan mobil listrik tanpa perlu memikirkan biaya perawatan, asuransi, atau pengisian daya.

“Semakin banyak orang di kota besar menginginkan gaya hidup ‘turnkey’, di mana semuanya tersedia tanpa ribet. Pengembang properti melihat ini sebagai keunggulan pemasaran,” ujar Scott MacWilliam, pendiri Kite. Model bisnis ini tidak hanya menawarkan alternatif mobilitas, tetapi juga membantu penghuni menghemat biaya kepemilikan kendaraan.

Ke depan, Kite berencana menambah 70 lokasi baru di Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa serta menghadirkan inovasi lain seperti hub car sharing di stasiun kereta dan mobil otonom.

Mobilitas Fleksibel di Era Digital

Ieva Mackeviciute, seorang profesional komunikasi berusia 30 tahun, tinggal di Kaunas, kota terbesar kedua di Lituania, namun bekerja di ibu kota, Vilnius. Setiap minggu, ia menempuh perjalanan satu jam dengan kereta menuju kantornya di Vilnius. Untuk mobilitas di kota, ia mengandalkan layanan berbagi mobil yang memungkinkannya menyewa kendaraan secara fleksibel melalui aplikasi. Dengan sistem pembayaran per menit dan fasilitas parkir yang sering kali sudah termasuk, layanan ini menjadi solusi praktis baginya.

Jika ia menggunakan mobil listrik, ia bisa menikmati parkir gratis di berbagai titik kota. “Kemudahan bergerak di kota besar tanpa harus khawatir soal parkir membuat jadwal saya lebih fleksibel dan waktu lebih terkendali,” ujarnya. Meski begitu, ia tetap memiliki mobil pribadi di Kaunas untuk perjalanan ke pedesaan saat mengunjungi keluarganya.

Kendala dalam Layanan Car Sharing

Meski car sharing terus berkembang, layanan ini belum sepenuhnya menggantikan kepemilikan kendaraan pribadi. Mackeviciute mengakui adanya kendala, seperti sulitnya menemukan mobil di dekat lokasi saat dibutuhkan serta kondisi kendaraan yang terkadang kurang terawat. “Saat saya sedang terburu-buru, terkadang mobil terdekat memiliki lebih dari satu lampu peringatan menyala, yang cukup mengecewakan,” katanya.

Kendala ini sejalan dengan pandangan banyak konsumen yang masih merasa lebih nyaman memiliki kendaraan pribadi. Data industri menunjukkan bahwa meskipun Zipcar sudah ada sejak tahun 2000, pengguna car sharing di Inggris hanya sekitar dua juta, jauh dibandingkan dengan 35 juta pemilik mobil pribadi. “Banyak orang masih terikat pada akses eksklusif terhadap kendaraan mereka sendiri,” jelas Felicity Latcham, Associate Partner di OC&C Strategy Consultants.

Menuju Transformasi Mobilitas Perkotaan

Dengan berkembangnya layanan berbagi mobil berbasis listrik serta dukungan infrastruktur yang semakin memadai, tren ini berpotensi mengubah cara masyarakat berpindah di perkotaan. Meski tantangan tetap ada, mulai dari skeptisisme hingga ketersediaan kendaraan, pertumbuhan pesat layanan seperti Spark dan Kite menunjukkan bahwa car sharing berbasis listrik bukan sekadar tren sementara, tetapi bagian dari masa depan mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Baca artikel seru lainnya di sini!


Sumber : bbcnews.com