Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengusulkan BLT dalam bentuk voucher belanja sebagai stimulus untuk mendorong konsumsi domestik. Langkah ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi nasional.
Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mengatakan industri ritel berperan penting sebagai penyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, ia menganggap sektor ini memerlukan stimulus agar daya beli masyarakat kembali meningkat.
Stimulus untuk Pertumbuhan Ekonomi
Budihardjo mengkhawatirkan bahwa tanpa stimulus, ekonomi bisa melambat di bawah 5 persen pada kuartal mendatang. “Setelah momentum Lebaran, pertumbuhan ekonomi akan melambat. Kami harap pemerintah membuka keran belanja negara atau memberikan BLT,” ujarnya di Jakarta.
Hippindo juga mengusulkan agar voucher belanja diberikan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu, untuk mendorong belanja domestik. Menurut mereka, langkah ini akan lebih efektif dalam meningkatkan konsumsi.
Tanggapan Pemerintah terhadap Usulan
Menanggapi usulan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, menyatakan bahwa pemerintah akan meninjau masukan ini lebih lanjut. “Kami akan membahasnya di tingkat internal,” kata Maman.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan ekonomi pada kuartal I 2025. Ekonomi hanya tumbuh 4,87 persen secara tahunan, lebih rendah dari 5,11 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Konsumsi pemerintah juga mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen. Ini dipengaruhi oleh kebijakan efisiensi belanja pemerintah yang memangkas anggaran perjalanan dinas, pembangunan infrastruktur, serta belanja barang dan jasa.
Kebijakan efisiensi ini merujuk pada Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang menetapkan target penghematan sebesar Rp306,69 triliun. Efisiensi tersebut mencakup pengurangan anggaran belanja kementerian/lembaga dan transfer ke daerah.
Dalam konteks ini, Hippindo melihat voucher belanja BLT sebagai solusi yang dapat merangsang konsumsi dan membantu ekonomi tumbuh kembali.
Baca juga artikel menarik lainnya untuk wawasan bisnis dan ekonomi terkini di sini.
Sumber : antaranews.com