Nemes Corp

Wall Street Guncang! Dow Jones dan Nasdaq Jatuh Tajam Akibat Tarif Trump

Wall Street Guncang! Dow Jones dan Nasdaq Jatuh Tajam Akibat Tarif Trump

Dow Jones dan Nasdaq anjlok
Sumber Foto : Freepik

Indeks saham utama Amerika Serikat mengalami penurunan tajam pada Kamis (waktu setempat), dipicu kebijakan Presiden Donald Trump yang kembali menaikkan tarif impor. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 2,95% menjadi 39.348,79 pada pukul 09:41 ET, memperpanjang penurunan hingga 10% dari rekor tertingginya—mengindikasikan konfirmasi koreksi pasar.

Sementara itu, S&P 500 jatuh 3,3% ke level 5.216,99 dan Nasdaq Composite anjlok 3,69% ke 15.940,08. Dengan penurunan tersebut, Nasdaq resmi masuk wilayah pasar bearish karena telah turun lebih dari 20% dari puncaknya pada Desember lalu.

Indeks Volatilitas CBOE, indikator ketakutan pasar, melonjak ke angka 37,66—tertinggi sejak Agustus 2024. Kenaikan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi dari perang tarif yang makin memanas.

Tarif Baru Trump dan Aksi Balasan China

Kebijakan terbaru Presiden Trump menetapkan tarif 10% untuk sebagian besar impor, serta tarif lebih tinggi untuk puluhan negara lain. Langkah ini memicu aksi balasan dari China, yang mengumumkan akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 34% untuk seluruh barang asal AS mulai 10 April.

Kondisi ini memperparah kekhawatiran resesi global. JP Morgan memperkirakan peluang ekonomi dunia jatuh ke resesi kini naik menjadi 60%, dibanding 40% sebelumnya.

Investor Hindari Risiko, Saham-Saham Raksasa Terpukul

Investor mulai meninggalkan aset berisiko seperti saham dan komoditas, dan beralih ke instrumen lebih aman seperti obligasi pemerintah dan emas. Saham-saham perusahaan besar dengan eksposur tinggi ke China mengalami tekanan berat.

JD.com dan Alibaba anjlok sekitar 8,5%, sementara Baidu turun 7,6%. Apple kehilangan 4,7%, Nvidia turun 3,4%, dan Amazon.com merosot 6%.

Menurut Ben Laidler, Kepala Strategi Ekuitas Bradesco BBI, “Kita mulai melihat reaksi balasan yang tidak terhindarkan dari mitra dagang AS. Ini berpotensi mengubah ketakutan resesi menjadi kenyataan.”

Sektor Perbankan dan Data Ketenagakerjaan AS

Sektor perbankan juga tak luput dari tekanan. Saham Bank of America, JPMorgan Chase, dan Citigroup masing-masing melemah sekitar 5%. Di sisi lain, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun turun ke level terendah dalam enam bulan di angka 3,938%.

Meski laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan peningkatan 228.000 lapangan kerja baru pada bulan Maret—jauh di atas perkiraan 135.000—pasar tetap cemas. Kenaikan tarif dapat melemahkan kepercayaan bisnis dan menekan daya tahan pasar tenaga kerja dalam waktu dekat.

Ronald Temple dari Lazard menyatakan, “Dengan eskalasi perang dagang, investor kini lebih fokus pada potensi inflasi dan ancaman resesi, ketimbang indikator ekonomi yang bersifat tertinggal seperti tingkat pengangguran.”

Seluruh perhatian kini tertuju pada pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan pukul 11:25 ET. Pasar berharap ia memberi sinyal akan kebijakan moneter yang lebih akomodatif untuk meredam guncangan ekonomi akibat tarif.

Baca Artikel Lainnya:
Temukan analisis terkini dan wawasan mendalam seputar ekonomi global, strategi digital, dan perkembangan pasar
Klik di sini untuk membaca selengkapnya


Sumber : Kontan.co.id