Nemes Corp

Whistleblower Tuding Meta Bantu China Kembangkan AI untuk Militer

Whistleblower Tuding Meta Bantu China Kembangkan AI untuk Militer

Meta bantu China
Sumber Foto : Freepik

Seorang mantan eksekutif Meta Platforms, Sarah Wynn-Williams, mengklaim bahwa perusahaan tempatnya dulu bekerja telah membantu pengembangan teknologi militer China. Ia menyebut tindakan ini sebagai ancaman bagi keamanan nasional Amerika Serikat. Kesaksian ini akan ia sampaikan di hadapan Subkomite Kehakiman Senat AS pada 9 April 2025.

Wynn-Williams pernah menjabat sebagai Direktur Kebijakan Publik Global di Meta. Ia meninggalkan perusahaan pada 2017. Dalam pernyataan tertulis yang diperoleh Bloomberg News, ia menyebut Meta mulai memberi pengarahan kepada Partai Komunis China sejak 2015. Materi pengarahan itu meliputi teknologi penting seperti kecerdasan buatan (AI).

Menurutnya, pengarahan tersebut bertujuan membantu China mengalahkan perusahaan-perusahaan teknologi Amerika. Ia juga mengklaim ada keterkaitan langsung antara pengarahan itu dan pemanfaatan AI oleh militer China saat ini. Namun, ia tidak menyertakan bukti langsung dalam kesaksiannya.

Meta Membantah Tuduhan

Meta menyangkal semua klaim tersebut. Andy Stone, juru bicara Meta, menyebut kesaksian Wynn-Williams tidak akurat dan penuh informasi keliru. Ia menjelaskan bahwa Mark Zuckerberg memang pernah menyatakan minat untuk memasuki pasar China. Namun, hal itu sudah disampaikan secara terbuka lebih dari satu dekade lalu.

Hingga saat ini, Meta tidak mengoperasikan layanannya di China. Facebook masih diblokir oleh pemerintah negara tersebut karena alasan sensor.

Terkait dugaan pemanfaatan AI Meta oleh militer China, Stone merujuk pada laporan Reuters. Laporan itu menyebut bahwa beberapa peneliti di China mengembangkan teknologi AI untuk militer berdasarkan sistem terbuka Meta. Namun, Meta menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam proyek tersebut.

Fakta Bisnis dan Reaksi Politik

Meski layanannya dilarang di China, Meta tetap memperoleh pendapatan dari pengiklan di negara tersebut. Hal ini, menurut Wynn-Williams, menunjukkan hubungan bisnis yang aktif.

Memoar Wynn-Williams berjudul Careless People kini masuk daftar buku terlaris. Buku itu menceritakan pengalaman pribadinya selama bekerja di Facebook. Meta sempat meminta arbiter darurat untuk membatasi pernyataan merugikan dari memoar tersebut.

Kesaksian Wynn-Williams menarik perhatian sejumlah anggota parlemen AS. Senator Josh Hawley, Ketua Subkomite Kehakiman, menyatakan akan menyelidiki lebih lanjut. Ia dan beberapa anggota parlemen bipartisan ingin menelusuri apakah Meta benar-benar menyediakan perangkat AI dan alat pengawasan untuk pemerintah China.

Temukan artikel menarik lainnya seputar teknologi, keamanan digital, dan tren terkini di sini:
Lihat selengkapnya


Sumber : Okezone.com