ndustri manufaktur Indonesia kini menunggu kejelasan terkait kebijakan tarif Amerika Serikat. Keputusan dari Presiden Donald Trump sangat dinanti karena berpengaruh besar terhadap iklim usaha.
Pelaku industri berharap pemerintah segera menyelesaikan negosiasi dan memberi kepastian hukum. Tanpa kepastian ini, kepercayaan mereka dalam menjalankan usaha terus melemah.
Febri Hendri Antoni Arief, Juru Bicara Kementerian Perindustrian, menyebut bahwa kekhawatiran tidak hanya soal tarif balasan dari AS. Yang lebih dikhawatirkan adalah masuknya produk dari negara terdampak ke pasar Indonesia. Barang-barang impor ini berpotensi membanjiri pasar domestik dan melemahkan daya saing industri lokal.
Tekanan Impor dan Perlambatan Industri Lokal
Beberapa asosiasi industri telah menyampaikan keluhan secara langsung ke pemerintah. Mereka meminta perlindungan dan kebijakan yang mendukung industri dalam negeri.
Saat ini, 80% produk manufaktur Indonesia diserap oleh pasar domestik. Sisanya, sebesar 20%, ditujukan untuk ekspor. Ketergantungan ini membuat perlindungan pasar lokal menjadi sangat penting.
Febri menegaskan bahwa semua pihak perlu bekerja sama, termasuk lintas kementerian dan lembaga. Pemerintah ingin menciptakan iklim usaha yang stabil dan berpihak pada investasi. “Kami ingin membangun optimisme, tapi kami butuh dukungan lintas sektor agar kebijakan lebih tepat sasaran,” ujarnya.
PMI (Purchasing Manager’s Index) manufaktur Indonesia turun ke level 46,7 pada April 2025. Sebelumnya, angka ini berada di 52,4 pada bulan Maret. Penurunan ini menandakan masuknya industri ke zona kontraksi.
Laporan S&P Global menyebut penurunan tersebut terjadi karena tekanan global dan minimnya proteksi pasar domestik. Pelaku usaha menjadi lebih pesimis dalam merespons situasi saat ini.
Penurunan juga terlihat pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI). Angka IKI turun ke 51,90 pada April, dari sebelumnya 52,98 pada Maret. Meski masih di zona ekspansi, tren ini menunjukkan perlambatan. Dibandingkan tahun lalu, IKI turun sebesar 0,40 poin.
Tekanan psikologis di sektor manufaktur semakin terasa. Tanpa langkah cepat dan tegas dari pemerintah, industri manufaktur Indonesia bisa kehilangan daya tahan dalam menghadapi guncangan global.
Baca artikel lainnya seputar dunia industri dan ekonomi hanya di sini: nemescorp.com
Sumber : okezone.com